jafea.net – Honda Jazz, atau yang dikenal sebagai Honda Fit di beberapa negara, telah menjadi ikon hatchback di Indonesia sejak awal 2000-an. Dijuluki “Raja Hatchback”, mobil ini bukan hanya kendaraan sehari-hari, tapi juga simbol gaya hidup dinamis bagi generasi muda urban. Di Indonesia, Honda Jazz (HJI) hadir melalui PT Honda Prospect Motor (HPM) dan meninggalkan jejak manis selama hampir dua dekade, sebelum resmi pensiun pada 2021. Dari desain sporty hingga ruang kabin “Magic Seat” yang revolusioner, Jazz memikat hati pecinta otomotif dengan performa lincah dan efisiensi bahan bakar. Pada 2025, meski sudah tidak diproduksi, pasar mobil bekas HJI tetap ramai, membuktikan daya tahan dan popularitasnya. Mari kita telusuri perjalanan epik ini, dari kelahiran hingga warisan yang abadi.
Awal Mula: Generasi Pertama (2003-2008) – Pelopor Hatchback Modern
Honda Jazz pertama kali meluncur secara global pada 2001 di Jepang sebagai Honda Fit, tapi baru menyapa pasar Indonesia pada akhir 2003 sebagai Completely Built Up (CBU) impor dari Thailand. Generasi pertama dengan kode GD3 ini langsung mencuri perhatian berkat desain kompak (panjang 3.820 mm, lebar 1.675 mm) yang sporty, dilengkapi spoiler depan-belakang dan sideskirt. Di Indonesia, HJI disesuaikan dengan selera lokal: mesin 1.5-liter yang lebih besar dibanding versi Jepang.
Varian awal terdiri dari dua tipe: i-DSI (Intelligent Dual & Sequential Ignition) dengan tenaga 88 PS dan VTEC (Variable Valve Timing & Lift Electronic Control) 111 PS, keduanya dipasangkan transmisi manual 5-percepatan atau otomatis 5-percepatan. Fitur unggulan? “Magic Seat” yang bisa dilipat rata untuk muat barang besar, serta konsumsi BBM irit (11-14 km/liter). Penjualan meledak: pada 2005, wholesales mencapai puncak 32.241 unit, menggeser Toyota Corolla di Jepang dan memaksa kompetitor lokal seperti Toyota Yaris mengejar. HJI generasi ini menjadi pelopor hatchback di Tanah Air, menargetkan anak muda yang menginginkan mobil fun-to-drive tanpa mengorbankan praktikalitas.
Evolusi Dinamis: Generasi Kedua (2008-2014) – Lebih Besar, Lebih Sporty
Memasuki 2008, Honda Jazz generasi kedua (kode GE8) lahir dengan body lebih panjang (3.950 mm) dan desain yang semakin aerodinamis. Mesin i-VTEC 1.5-liter menghasilkan 120 PS pada 6.600 rpm dan torsi 145 Nm pada 4.800 rpm, menawarkan akselerasi 0-100 km/jam dalam 9 detik. Varian tetap sederhana: manual dan CVT, dengan tambahan fitur seperti ABS, EBD, dan airbag ganda.
Jazz kedua ini mempertahankan DNA sporty HJI sambil menambah kenyamanan, seperti AC dual-zone dan audio premium. Penjualan stabil di kisaran 20.000-25.000 unit per tahun, mendominasi segmen hatchback. Pada 2011, facelift minor menambahkan LED daytime running lights, membuatnya semakin modern. Generasi ini membuktikan HJI sebagai pilihan utama untuk urban mobility, dengan ruang kabin fleksibel yang muat hingga 1.300 liter bagasi saat kursi dilipat.
Puncak Popularitas: Generasi Ketiga (2014-2021) – Teknologi Canggih dan Desain Futuristik
Pada 2014, Honda Jazz generasi ketiga (kode GK) debut di Indonesia dengan desain honeycomb grille yang agresif dan LED headlamp. Dimensi naik menjadi 4.030 mm panjang, dengan mesin Earth Dreams Technology 1.5 i-VTEC 129 PS dan torsi 155 Nm—pasangan CVT 7-percepatan untuk handling superior. Varian kaya: S, E, dan RS (tertinggi dengan paddle shift dan sport mode).
Fitur unggulan termasuk Honda SENSING (adaptive cruise control, collision mitigation), touchscreen 7 inci, dan kamera belakang. Konsumsi BBM tetap irit (16-20 km/liter), sementara Magic Seat evolusi dengan konfigurasi lebih variatif. Penjualan 2019 capai 12.000 unit, 97% varian RS, menunjukkan selera sporty konsumen Indonesia. Facelift 2017 tambah warna Phoenix Orange Pearl dengan atap hitam, semakin ikonik. Hingga pensiun, generasi ini terjual total ratusan ribu unit, menjadi benchmark hatchback premium.
Mengapa Pensiun? Alasan Strategis Honda di Balik Akhir Era HJI
Pada Maret 2021, HPM resmi hentikan produksi dan penjualan Jazz, setelah 18 tahun berkontribusi 300.000+ unit. Alasannya? Generasi keempat (2019 global) berdesain retro membulat, tak selaras dengan preferensi sporty Indonesia. Business Innovation Director Yusak Billy bilang, “Kami tak punya pilihan lain.” Penggantinya: Honda City Hatchback RS, yang lebih panjang (4.343 mm) dan mewah, dengan mesin 1.5 turbo 177 PS. City Hatchback debut Maret 2021, langsung laris sebagai “penerus Jazz” dengan harga Rp 348-370 juta OTR Jakarta.
Meski pensiun, Honda Jazz tetap hidup di hati penggemar. Di 2025, pasar bekas ramai: generasi ketiga (2014-2020) dibanderol Rp 170-250 juta, tergantung kondisi; generasi kedua Rp 100-150 juta. Komunitas seperti Honda Jazz Indonesia (HJI Club) aktif dengan event modifikasi dan touring, memperkuat ikatan emosional. Jazz dikenang sebagai mobil yang “manusiawi”—mudah dikustom, irit, dan fun—mengubah persepsi hatchback dari sekadar city car menjadi lifestyle statement.
Dari impor Thailand hingga produksi lokal di Karawang, HJI tak hanya mobil, tapi cerita sukses Honda di Indonesia. Seperti kata Yusak, Jazz adalah “18 tahun yang manis”. Kini, dengan City Hatchback, semangat sporty itu berlanjut. Bagi Anda yang kangen, coba cari unit bekas—Jazz siap bawa Anda bernostalgia di jalanan kota!