jafea.net – Malam yang penuh gemerlap di Marina Bay berubah menjadi momen keemasan bagi McLaren ketika Lando Norris merebut kemenangan pertamanya di Formula 1 musim 2025, mengalahkan Max Verstappen di GP Singapura. Start dari pole position dan strategi pit stop yang brilian membawa Norris finis dengan selisih 4,2 detik, mempersempit jarak di klasemen pembalap menjadi hanya 12 poin. Kemenangan ini – yang menjadi yang ke-3 Norris musim ini – tak hanya menyuntik semangat baru bagi tim Woking, tapi juga menyalakan kembali persaingan sengit untuk gelar juara dunia. Di sisi lain, Verstappen, yang finis kedua, kini menghadapi tantangan krusial di GP Amerika Serikat di Austin akhir pekan depan, di mana ia berjanji “akan bertarung mati-matian” untuk mempertahankan mahkotanya.
Balapan di Sirkuit Marina Bay, yang dikenal dengan tikungan sempit dan cuaca tropisnya, berlangsung dramatis di bawah lampu sorot. Norris, 26 tahun, memulai dengan sempurna, mempertahankan posisi depan meski tekanan dari Verstappen sepanjang 62 lap. “Ini malam ajaib. Tim memberi saya mobil sempurna, dan akhirnya kami bisa kalahkan Red Bull di trek sulit ini,” kata Norris usai naik podium, disambut sorak fans McLaren yang memadati tribun.
Balapan Singapura: Strategi dan Momen Penentu
GP Singapura 2025 dimulai pukul 20.00 waktu lokal dengan kondisi trek basah ringan akibat hujan sore, memaksa semua tim berpikir ulang strategi ban. Verstappen, juara bertahan dari Red Bull, sempat unggul di lap awal berkat start agresif, tapi McLaren memanfaatkan undercuts di pit stop pertama. Norris keluar dari pit dengan ban medium segar pada lap 18, merebut lead dari Verstappen yang terlambat 2 detik.
Momen krusial terjadi di lap 45, ketika safety car keluar setelah insiden Sergio Perez (Red Bull) di tikungan 10. McLaren memilih double-stack pit stop – Oscar Piastri (teman setim Norris) juga pit bersamaan – yang terbukti jenius. Keduanya keluar di depan Ferrari Charles Leclerc, sementara Verstappen kehilangan waktu berharga. “Kami ambil risiko, tapi data menunjukkan ini peluang emas,” ujar Zak Brown, CEO McLaren.
Hasil akhir: Norris (1), Verstappen (2), Leclerc (3), Piastri (4), dan Carlos Sainz (5). Lewis Hamilton (Mercedes) finis keenam setelah masalah gearbox, sementara George Russell (Mercedes) mundur di lap 30 karena kerusakan suspensi. Total, balapan ini menyaksikan 3 safety car dan 1 red flag singkat, menjadikannya salah satu GP Singapura paling intens sejak 2019.
Dampak pada Klasemen: Norris Bangkit, Verstappen Terjepit
Kemenangan ini mengubah dinamika musim 2025. Sebelum Singapura, Verstappen memimpin dengan 285 poin, unggul 28 poin dari Norris (257 poin). Kini, jarak menyusut menjadi 12 poin (Verstappen 292, Norris 275), dengan hanya 5 balapan tersisa: Austin, Meksiko, Brasil, Las Vegas, dan Abu Dhabi. Piastri naik ke posisi ketiga dengan 210 poin, sementara Leclerc tertinggal di 198 poin.
“Ini bukan akhir, tapi peringatan. Max selalu bangkit di trek seperti Austin,” komentar analis F1, Mark Hughes. Red Bull, yang mendominasi awal musim, kini kesulitan dengan degradasi ban di trek panas, sementara McLaren unggul di aero package barunya. Ferrari dan Mercedes masih dalam perburuan podium, tapi fokus utama kini di duel Norris-Verstappen.
Preview GP Austin: Verstappen Tantang Gelar di ‘Rumah’ Amerika
GP Amerika Serangat di Circuit of the Americas (COTA), Austin, Texas, pada 24 Oktober 2025, akan menjadi medan perang untuk gelar. Verstappen, tiga kali juara berturut-turut, punya rekor sempurna di Austin: menang 2022-2024. “Saya suka trek ini – curvy, cepat, seperti karting. Di sini, saya akan ambil poin maksimal dan tutup pintu untuk Lando,” tegas Verstappen dalam konferensi pers pasca-Singapura.
COTA, dengan panjang 5,5 km dan tikungan ikonik seperti Turn 1 downhill, cocok untuk gaya agresif Red Bull. Namun, McLaren optimis: “Kami kuat di sektor 2, dan strategi kami di Singapura bisa diulang,” kata Andrea Stella, bos McLaren. Prediksi: Verstappen pole, tapi Norris bisa curi kemenangan jika hujan – seperti 2023. Tiket sudah sold out, dengan fans AS yang gila F1 siap sambut duel epik ini.
Kemenangan Norris di Singapura adalah titik balik, membuktikan McLaren bukan lagi ‘tim kedua’. Verstappen, dengan pengalaman juaranya, tetap favorit – tapi tekanan kini berbalik. “Ini F1: Apa saja bisa terjadi. Tapi saya lapar gelar keempat,” tutur Norris. Di Austin, dunia akan saksikan apakah ‘Tauran’ ini jadi pesta Verstappen atau pesta ulang tahun McLaren.
Musim 2025 kian panas, dan penggemar F1 di Indonesia – yang nonton via streaming – tak sabar. Siapa pemenang akhir? Hanya waktu yang tahu. Ikuti update di situs resmi FIA untuk live timing.