jafea.net – Grand Prix Inggris 2025 di Sirkuit Silverstone menjadi salah satu balapan yang penuh drama, terutama bagi juara dunia bertahan, Max Verstappen. Pembalap Red Bull ini mengalami momen menegangkan ketika mobilnya berputar (spin) di tengah balapan, mengguncang posisinya di klasemen dan menambah panas persaingan di musim Formula 1 2025. Artikel ini akan membahas insiden tersebut, penyebabnya, dan dampaknya terhadap balapan serta perburuan gelar juara.
Latar Belakang Balapan
Grand Prix Inggris 2025, yang merupakan putaran ke-12 dari Kejuaraan Dunia Formula 1, digelar pada 6 Juli 2025 di Silverstone, Inggris. Balapan ini berlangsung dalam kondisi cuaca yang menantang, dengan trek yang basah akibat hujan sebelumnya, memaksa semua pembalap memulai dengan ban intermediate. Max Verstappen, yang memulai balapan dari pole position setelah penampilan gemilang di kualifikasi, diharapkan mendominasi balapan. Namun, keputusan strategis tim Red Bull dan dinamika balapan mengubah nasib sang pembalap.
Insiden Spin Verstappen
Pada lap ke-22, saat safety car kedua berakhir, Verstappen, yang saat itu berada di posisi kedua di belakang Oscar Piastri dari McLaren, tiba-tiba kehilangan kendali atas mobilnya di tikungan Stowe. Mobil Red Bull RB21 miliknya berputar di trek yang masih licin, menyebabkan ia terlempar dari posisi kedua ke posisi kesepuluh. Insiden ini terjadi tepat setelah safety car menarik diri, dan banyak yang menduga bahwa tindakan Piastri, yang mengerem mendadak di Hangar Straight sebelum restart, memengaruhi Verstappen.
Menurut laporan, Piastri melakukan pengereman yang dianggap tidak biasa oleh steward, yang kemudian memberinya penalti waktu 10 detik karena dianggap melanggar regulasi restart safety car. Verstappen sendiri menyatakan bahwa ia “tidak tahu” pasti apa yang menyebabkan spin-nya, tetapi ia mencatat bahwa mobilnya sulit dikendalikan, terutama karena setup low-downforce yang dipilih tim untuk memaksimalkan kecepatan di lintasan lurus. Setup ini, yang berhasil membawa Verstappen meraih pole position dengan waktu 1:24.892, ternyata menjadi bumerang di kondisi trek basah, di mana grip sangat terbatas.
Dalam wawancara pasca-balapan, Verstappen menggambarkan balapan ini sebagai “sangat sulit” dan “mengerikan,” dengan mobil yang mengalami oversteer dan understeer secara bergantian. Ia juga menyebutkan bahwa keputusan untuk menggunakan sayap belakang bergaya Monza (low-downforce) membuat mobilnya “tidak bisa dikendarai” di kondisi basah, memperburuk situasi setelah spin.
Dampak pada Balapan
Setelah spin, Verstappen terjebak di tengah rombongan pembalap dan kesulitan untuk kembali ke posisi terdepan. Meskipun ia berhasil pulih hingga finis di posisi kelima, kecepatan mobilnya tidak mampu menandingi performa McLaren, yang mendominasi balapan dengan kemenangan Lando Norris diikuti oleh Oscar Piastri di posisi kedua. Nico Hulkenberg dari Sauber mencuri perhatian dengan meraih podium pertama dalam kariernya, finis di posisi ketiga setelah memulai dari posisi ke-19.
Verstappen mengakui bahwa finis kelima adalah hasil terbaik yang bisa diraih mengingat situasi sulit yang dihadapinya. Ia juga memuji timnya karena membuat “keputusan yang tepat” dalam strategi ban, seperti bertahan lebih lama dengan ban intermediate, yang membantu meminimalkan kerugian. Namun, ia tidak bisa menyembunyikan kekecewaannya atas kurangnya kecepatan mobil, yang membuatnya tidak bisa bersaing dengan McLaren.
Dampak pada Kejuaraan
Insiden ini memiliki dampak signifikan pada perburuan gelar juara dunia. Sebelum balapan, Verstappen berada di posisi ketiga dalam klasemen pembalap dengan 155 poin, tertinggal 61 poin dari pemimpin klasemen, Oscar Piastri (216 poin), dan 46 poin dari Lando Norris (201 poin). Setelah finis kelima, jaraknya dengan Piastri melebar menjadi 69 poin, sementara Norris memangkas defisitnya menjadi hanya 8 poin di belakang rekan setimnya. Dominasi McLaren di Silverstone, ditambah dengan kemenangan Norris di Austria sepekan sebelumnya, menegaskan posisi mereka sebagai favorit gelar di musim 2025.
Komentar Verstappen pasca-balapan menunjukkan kekhawatiran atas performa Red Bull. Ia menyebut kurangnya kecepatan mobil sebagai “mengkhawatirkan” dan menyoroti bahwa setup low-downforce, meskipun efektif di kualifikasi, tidak cocok untuk kondisi balapan yang berubah-ubah. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah Red Bull perlu mengevaluasi kembali pendekatan teknis mereka untuk sisa musim.
Reaksi dan Kontroversi
Insiden spin Verstappen juga memicu kontroversi terkait penalti Piastri. Banyak pihak, termasuk Verstappen, mempertanyakan konsistensi keputusan steward, mengingat insiden serupa yang melibatkan George Russell di GP Kanada tidak berujung pada penalti. Verstappen mengatakan bahwa situasi seperti ini “sudah terjadi beberapa kali” kepadanya, menunjukkan frustrasi atas bagaimana regulasi diterapkan. Sementara itu, Piastri merasa penalti yang diterimanya tidak adil, mengklaim bahwa tindakannya masih sesuai dengan aturan. McLaren awalnya mempertimbangkan untuk mengajukan banding, tetapi akhirnya memutuskan untuk tidak melanjutkan.
Di sisi lain, para penggemar di media sosial, khususnya di platform X, ramai membahas insiden ini. Beberapa menyebut spin Verstappen sebagai akibat dari zigzag berlebihan saat mencoba menghangatkan ban, sementara yang lain menyalahkan taktik Piastri yang dianggap sengaja untuk mengacaukannya.
Silverstone: Trek yang Menantang
Silverstone dikenal sebagai salah satu sirkuit paling menantang di kalender F1, dengan tikungan cepat seperti Copse, Maggots, dan Becketts yang menuntut komitmen penuh dari pembalap. Kondisi cuaca yang tidak menentu, seperti yang terjadi di GP Inggris 2025, semakin memperumit situasi. Verstappen sendiri mengakui bahwa ia menikmati tantangan Silverstone karena karakteristiknya yang mengalir dan cepat, tetapi ia juga mencatat bahwa mobilnya tidak mampu menangani kondisi basah dengan setup yang dipilih.
Apa Selanjutnya untuk Verstappen?
Meskipun mengalami akhir pekan yang sulit, Verstappen tetap optimistis menghadapi sisa musim. Dengan 12 balapan tersisa di musim 2025, ia menegaskan bahwa tim akan menganalisis kekurangan di Silverstone dan fokus pada balapan berikutnya. Red Bull, yang memperkenalkan peningkatan besar pada mobil mereka di GP Austria, perlu menemukan keseimbangan yang lebih baik antara kecepatan kualifikasi dan performa balapan, terutama di kondisi yang bervariasi.
Verstappen juga mendapat sorotan di luar lintasan, dengan spekulasi tentang masa depannya bersama Red Bull. Rumor tentang ketertarikan Mercedes terus mengemuka, tetapi penampilan pole-nya di Silverstone menunjukkan bahwa ia tetap menjadi aset berharga bagi timnya.
Spin Max Verstappen di Grand Prix Inggris 2025 menjadi salah satu momen kunci yang menentukan hasil balapan di Silverstone. Meskipun berhasil pulih ke posisi kelima, insiden ini menyoroti kelemahan strategi Red Bull dalam menghadapi kondisi cuaca yang berubah-ubah. Sementara McLaren semakin kokoh di puncak klasemen, Verstappen dan Red Bull harus bekerja keras untuk mengejar ketertinggalan. Dengan talenta dan pengalaman Verstappen, serta dedikasi tim Red Bull, perburuan gelar juara dunia masih jauh dari selesai. Silverstone 2025 akan dikenang sebagai balapan yang penuh drama dan pelajaran berharga bagi sang juara bertahan.